Kamis, 16 Mei 2013

Dialog Perumusan Teks Proklamasi dan Pernyataan Proklamasi


PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DAN PERNYATAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

    *            PETRUMUSAN TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
*Narator1                     : Pada 16 Agustus 1945, rombongan Soekarno-Hatta tiba kembali di Jakarta sekitar pukul 23:00 WIB. Semula tempat yang di tuju adalah Hotel Des Indes(Duta Indonesia). Akan tetapi pihak hotel melarang adanya kegiatan di atas jam 23:30 WIB, pada pagi hari sebelumnya juga telah direncanakan pertemuan anggota PPKI, tetapi pihak Jepang melarangnya. Dalam keadaan demikian Ahmad Soebardjo berhasil meminjam tempat seorang perwira angkatan laut Jepang yang bersimpati kepada Bangsa Indonesia yaitu Laksamana Maeda.
*Narator 2                    : Perumusan teks proklamasi di lakukan di ruang makan         Maeda, sebagai tuan rumah Maeda tidak ikut campur ia lebih memilih untuk kembali ke kamarnya. Tiga exponen pemuda, yaitu Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi. Tokoh-tokoh lainnya menunggu di serambi muka rumah itu.
Ir. Soekarno                  : Mari saudara-saudara kita mulai rapatnya!!!
*Narator                       : Acara perumusan naskah proklamasi berjalan lancar.    Tidak di temukan kesulitan untuk menemukan rumusan yang tepat.
Ir. Soekarno                  : Hmmm…. Menurut anda sekalian apa yang tepat untuk kalimat pertama dalam teks proklamasi ini? Kalau menurut saya bagaimana bila bagian depannya ada kata “kami bangsa Indonesia” lalu apa kalimat selanjutnya??
Ahmad Soebardjo        : Bagaimana kalau kelanjutannya “kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia” Bagaimana?
Soekarno                      : Ya setuju.
B.M. diah                     : Ya saya setuju.
Lainnya                       : Kalu begitu semuannya setuju.
Mohammad Hatta      : Lalu bagaimana bila kalimat selanjutnya “Hal-hal yang mengenai perpindahan kekuasaan dll, di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya”.
 Ir.Soekarno                  : Ya itu bagus sekali, bagaimana yang lainnya apakah anda sekalian setuju?
B.M. diah                     : Anda telah setuju akan hal itu, bagaimana kami bisa  menentangnya (sambil melihat seluruh peserta).
Lainnya                       : (mengiyakan, dengan cara menangguk).
*Narrator2                  : Lalu Soekarno pun membacakan teks proklamasi yang telah rampung tersebut.
Ir. Soekarno                : (membacakan rancangan teks proklamasi)
“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia 
Hal-hal yang mengenai pemindaian kekuasaan d.l.l., di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya”.
Narator: setelah mendengar itu seluruh peserta rapat lansung setuju, setelah teks proklamasi rampung muncul masalah baru, yaitu siapa yang akan menandatangani teks proklamasi tersebut.

 






*Narator1                    : Setelah mendengar rancangan teks proklamasi tersebut, seluruh peserta rapat langsung menyetujuinnya. Setelah teks proklamasi rampung muncul masalah baru, yaitu siapa yang akan menandatangani teks proklamasi tersebut.
Soekarno-Hatta          : Bagaimana bila yang menandatangani teks ini adalah kita yang hadir di rapat ini sebagai wakil-wakil bangsa!
*Narator2                    : akan tetapi usul itu tidak disetujui oleh sebagian besar hadirin.
Sudiro                         : Saya kurang setuju dengan hal itu!!!
Sukarni                       : Tenang saudara-saudara, bagaimana bila yang menandatangani teks proklamasi itu ialah Soekarno dan Hatta?
Lainnya                       : Ya kami setuju.
*Narator1                    : Hal ini disetujui oleh seluruh peserta karena kedua tokoh tersebut telah dikenal sebagai pemimpin utama bangsa. Setelah itu Soekarno meminta Sayuti Melik  untuk mengetik teks proklamasi.
Ir. Soekarno                : Bung Melik tolong ketikkan teks proklamasi ini!!!
Sayuti Melik               : Baik bung Karno.
*Narator2                    : Teks yang diketik oleh Sayuti Melik merupakan teks yang autentik (asli atau resmi) karena ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. Setelah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta, muncul persoalan mengenai tempat di bacakan naskah proklamasi.
Sukarni                       : Saya ingin memberi tahukan bahwa warga Jakarta dan sekitarnya telah diserukan untuk bekumpul di lapangan Iskada guna mendengarkan pembacaan naskah proklamasi (dengan nada yang serius).
Ir. Soekarno                : Saya tidak setuju, saya kahwatir akan timbul bentrokan  antara rakyat dan penguasa militer Jepang. Bagaimana bila pembacaan proklamasi di lakukan di halam rumah saya kareana halam saya cukup luas dan cukup luas untuk ratusan orang.
Peserta lainnya           : Ya kami setuju demi keamanan dan kenyamanan pembacaan proklamasi.
*Narator1                    : Akhirnya telah disepakati pembacaan teks proklamasi di  lakukan di halam rumah Ir. Soekarno yaitu di jalan Pegangsaan No. 56 Jakarta pada hari Jumat 17 Agustus 1945 jam 10:00.
*    PERNYATAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
*Narator2                     : Para tokoh pejuang kemerdekaan berhasil merampungkan pekerjaan mempersiapkan proklamasi kemerdekaan pada 17 agustus 1945 kira-kira pukul 04:30 WIB. Seluruh peserta rapat meninggalkan rumah Laksama Maeda dengan perasaan bangga dan gembira. Beberapa pemuda membagi pekerjaan dalam kelompok-kelompok dan mengirim kurir kepada masyarakat utk memberitahukan saat proklamasi telah tiba.
*Narator1                     : Esok harinya, sejak pagi banyak masyarakat yang datang ke lapangan Iskada , termasuk beberapa kelompok pemuda, mereka datang karena mendengar informasi dari mulut kemulut ternyata hal ini telah di dengar oleh pihak jepang sehingga lapangan iskada di jaga dengan ketat. Sudiro selaku pimpinan regu langsung menghadap kepada dr. Muwardi.
Sudiro                           : Maaf bung Muwardi bagaimana ini? kenapa hal ini bisa di dengar oleh Jepang lalu kenapa keadaan lapangan seperti ini? (dengan nada terkejut dan bingung)
Dr. Muwardi                : Maaf bung ternyata pembacaan teks proklamasi di bacakan di kediaman bung karno, kerena beliau telah memprediksi hal ini akan terjadi.
Sudiro                           : Seperti itu rupannya, baiklah saya akan segera kembali ke lapangan agar seluruh rakyat dan kelompok muda segera datang ke kediaman bung karno, permisi.
-Di Kediaman Ir. Soekarno-
*Narrator2                   : Kesibukan tampak mewarnai rumah yang cukup luas tersebut, sejak pagi sejumlah massa pemuda dan rakyat dari luar daerah mulai berdatangan, banyak rakyat menggunakan pakaian hitam-hitam dan bersenjatakan kelewang. Untuk menjaga ketertiban dan keamanan jalannya upacara proklamasi dr muwardi meminta Syudanco Latief hendraningrat untuk berjaga-jaga.
Dr. Muwardi                : Maaf bung Latief, maukah kau untuk berjaga-jaga keamanan di sekitar rumah karena saya agak takut bila pasukan jepang tiba-tiba datang.
Latief                             : Baiklah bung, demi keamanan dan ketertiban jalannya proklamasi saya akan berjaga-jaga di sekitar rumah bersama pasuka PETA.
Dr. Muwardi                : Terima kasih banyak bung Latief.
Latief                               : Sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu.
*Narrator1                    : Pasukan PETA pun disiagakan di Asrama Jaga Monyet, pasukan ini sewaktu2 dapat di panggil melalui pesawat telepon apabila Jepang membuat kekacauan saat pembacaan teks proklamasi, Syudanco Arifin Abdurrahman selaku ketua pasukan selalu siap siaga di dekat pesawat telepon. Persiapan-persiapan yang diperlukan dalam pembacaan teks proklamasi dilakukan oleh Mr. Wilopo setelah mendapatkan perintah dari Wakil Walikota Kota Jakarta Suwiryo.
Suwiryo                        : Mr. Wilopo dapatkah anda untuk mempersiapkan peralatan-peralatan yang akan di gunakan dalam pembacaan teks proklamasi?
Mr. Wilopo                  :  Baiklah(segera bergegas pergi untuk menyiapkan peralatan).
*Narrator2                   : Mr. wilopo meminjam mikrofon dan pengeras suara kepada Gunawan. Sudiro kemudian memirintahkan kepada suhud untuk meenyiapkan satu tiang bendera.
Sudiro                           : Tunggu dulu bung suhud….
                                     Bisakah anda menyiapkan sebuah tiang bendera?
Suhud                           : Baiklah akan segera saya siapkan (langsung berlari ke belakang rumah untuk mencari sepotong bambu lalu mebersihkannya dan mebuatkan lubang untuk tempat mengikat tali).
*Narator1                     : Menjelang pukul 10:00 semua tokoh pejuang telah hadir ke kediaman Soekarno. Para pemuda sudah tidak sabar lagi, mereka kemudian mendesak dr, Muwardi untuk mengingatkan Soekarno bahwa hari sudah siang. Akhirnya ia pun datang ke kamar soekarno untuk mendesaknya akan tetapi soekarno menolak.
Dr. Muwardi                : Maaf Soekarno hari sudah siang bagaimana kalu pembacaan proklamasi segera dilaksanakan!
Ir. Soekarno                  : Tunggu sebentar!!
Dr. Muwardi                : Ayolah soekarno hari sudah mulai siang seluruh rakyatpun mulai tidak sabar!!!
Ir. Soekarno                  : Tunggu sebentar saya tidak akan membacakan teks proklamasi bila Hatta belum datang, kalau mas Muwardi tidak mau menunggu silakan membaca proklamasi sendiri(dengan suara yang sangat tegas).
*Narator2                     : Saat itu terjadilah perdebatan sengit, tiba-tiba dari luar terdengar suara “Bung Hatta Datang” dengan berpakaian putih-putih, Hatta datang 5 menit sebelum aacara mulai, bung hatta langsung menemui Soekarno di kamarnya . segerannya kedua tokoh bangsa tersebut kemudian menuju tempat yangdisediakan. Upacra proklamasi kemerdekaan di lakukan tanpa ada protocol. Latief segera menyiapkan pasukan pemuda lalu semuannya berdiri dengan tegap dan seketika suasana menjadi hening. Soekarno-Hatta di persilahkan maju beberapa langkah, sebelum membacakan proklamasi Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan sebelum  membacakan teks proklamasi kemerdekaan. Acara selanjutnya pengibaran bendera merah putih Soekarno Hatta maju beberapa langkah menuruni tangga, posisi mereka berada 2 meter di depan tiang.
*Narator1                     : Suhud segera mengambil bendera merah putih, ia mengikatkan bendera tersebut ke tali tiang bendera dengan bantuan Sodanco Latief Hendraningrat. Secara perlahan-lahan kedua orang ini menaikkan bendera merah putih. Secara spontan hadirin mengiringi penaikan bendera dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya W.R. Supratman, lirik lagu ini cukup panjang sehingga bendera dinaikkan dengan perlahan-lahan, seiring dengan berakhirnya lagu bendera merah putih yg di jahit oleh ibu Fatmawati telah sampai di ujung tiang. Lalu para hadirin mendengar pidato pembukaan dari Wakil Walikota Jakarta, setelah selesai upacara mereka meninggalkan tempat bersejarah itu. Dengan demikian selesailah upacara bendera yang singkat itu, yaitu sekitar 1 jam.

7 komentar: